Feb 2, 2009

Makna New Year


Tahun Hijriyah adalah kalender Islam yang didasarkan atas peredaran bulan (qamariyah). Maka tidaklah salah apabila ada yang menyebutnya tahun Qamariyah. Tahun Hijriyah dihitung dari hijrahnya Nabi Muhammad saw. sebagai tahun pertama. Penetapan tahun hijriyah dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatthab, tepatnya pada tahun keempat ia berkuasa, yakni hari Kamis, 8 Rabi’ul Awal tahun 17 Hijriyah. Sebelum penetapan tahun Hijriyah, dari masa ke masa dihitung berdasarkan peristiwa-peristiwa penting. Seperti penamaan “Tahun Azan” sebagai tahun pertama, karena pada saat itulah disyariatkan azan. Atau penamaan “Tahun Wada” yang artinya “perpisahan” sebagai tahun ke sepuluh. Sebab, pada masa itulah, Nabi Muhammad saw, melaksanakan haji wada’ yang merupakan haji terakhir sebagai perpisahan dengan kaum muslimin.
Tahun Hijriyah terdiri dari 12 (dua belas) bulan dengan jumlah hari 30 dan 29 yang silih berganti setiap bulan. Penetapan bulan sebanyak 12 ini, sesuai dengan firman Allah SWT, “Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ada dua belas, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara bulan-bulan itu, ada empat bulan yang dihormati (Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab). Itulah ketetapan agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri (maksudnya mengerjakan perbuatan yang melanggar kehormatan bulan-bulan itu dengan mengadakan peperangan) pada bulan-bulan itu. Perangilah kaum Musyrik itu semuanya sebagaimana mereka memerangimu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. At Taubah: 36).

A. Nama-nama Bulan Penamaan bulan-bulan dalam tahun Hijriyah disesuaikan dengan masa yang sedang mereka (Bangsa Arab) jalani.

1. Muharram, nama bulan pertama. Artinya, yang diharamkan atau yang menjadi pantangan.
Penamaan Muharram, sebab pada bulan itu dilarang menumpahkan darah atau berperang.
Larangan tersebut berlaku sampai masa awal Islam. Namun larangan berperang pada bulan
itu tidak berlaku lagi sejak turun firman Allah SWT, “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu
jumpai, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusirmu. (Mekah).” (Q.S. Al
Baqarah: 191). Para Ulama juga sependapat mengenai telah dicabutnya larangan berperang
itu, dengan alsan yang sangat kuat, para sahabat melakukan peperangan pada bulan tersebut.
2. Shafar, nama bulan kedua. Artinya, kosong. Penamaan Shafar, karena pada bulan itu semua
orang laki-laki Arab dahulu pergi meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga dan
berperang, sehingga pemukiman mereka kosong dari orang laki-laki.
3. Rabiu’ul Awal, nama bulan ketiga. Berasal dari kata rabi (menetap) dan awal (pertama).
Maksudnya masa kembalinya kaum laki-laki yang telah meninggalkan rumah atau merantau.
Jadi awal menetapnya kaum laki-laki di rumah. Pada bulan ini banyak peristiwa bersejarah
bagi umat Islam. Antara lain : Nabi Muhammad saw lahir, diangkat menjadi Rasul, melakukan
hijrah, dan wafat pada bulan ini juga.
4. Rabi’ul Akhir, nama bulan keempat. Artinya masa menetapnya kaum laki- laki untuk terakhir
atau penghabisan.
5. Jumadil Awal, nama bulan kelima. Berasal dari kata jumadi (kering) dan awal (pertama).
Penamaan Jumadil awal, karena bulan ini merupakan awal musim kemarau, dimana mulai
terjadi kekeringan.
6. Jumadi Akhir, nama bulan keenam. Artinya, musim kemarau yang penghabisan.
7. Rajab, nama bulan ketujuh. Artinya mulia. Penamaan Rajab, karena bangsa Arab tempo dulu
sangat memuliakan bulan ini. Antara lain dengan melarang berperang, namaun sebagaimana
telah disebutkan di muka, larangan tersebut telah dicabut dalam Islam.
8. Syaban, bulan kedelapan. Artinya berkelompok. Penamaan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan ini, lazimnya berkelompok mencari nafkah. Peristiwa penting bagi umat Islam
yang terjadi pada bulan ini adalah perpindahan kiblat dari Baitul Muqaddas ke Ka’bah
(Baitullah).
9. Ramadhan, nama bulan kesembilan. Artinya sangat panas. Bulan Ramadhan merupakan satu-
satunya bulan yang tersebut dalam Al-Quran. Satu bulan yang memiliki keutamaan, kesucian,
dan aneka keistimewaan. Hal itu dikarenakan peristiwa-peristiwa sebagai berikut :
a. pertama kali Allah menurunkan ayat-ayat Al-Quran.
b. salah satu malam dalam bulan ini, Allah SWT jadikan malam Lailatul Qadar, yakni malam
yang sangat tinggi nilainya, karena para malaikat turun untuk memberkati orang-orang
beriman yang sedang beribadah.
c. bulan ini ditetapkan sebagai waktu ibadah puasa wajib.
d. pada bulan ini kaum muslimin dapat menaklukan kaum musyrik dalam perang Badar Kubra.
e. pada bulan ini juga Nabi Muhammad saw berhasil mengambil alih kota Mekah dan mengakhiri
penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum musyrik.

Dilihat dari fungsinya, bulan Ramadhan memiliki beberapa nama, antara lain:
a. Syshrul Quran, adalah bulan pertama ayat-ayat Al Quran diturunkan.
b. Syahrul Tilawah, adalah bulan pertama pembacaan Al Quran. Maksudnya bulan untuk
menekunkan diri (memperbanyak waktu) dengan membaca dan mempelajari Al-Quran.
c. Syahrul Shiyam, adalah bulan diwajibkan puasa bagi umat Islam.
d. Syahrush Shabri, adalah bulan untuk melatih kesabaran.
e. Syahrun Najah, adalah bulan pelepasan dari azab neraka (pengampunan)
f. Syahrur Rahmah, adalah bulan yang penuh limpahan rahmat.
g. Syahrul Ala’i, adalah bulan yang penuh kenikmatan dan limpahan karunia.
10. Syawal, nama bulan kesepuluh. Artinya, kebahagiaan. Maksudnya kembalinya manusia ke
dalam fitrah (kesucian) karena usai menunaikan ibadah puasa dan membayar zakat serta
saling bermaaf-maafan. Itulah yang membahagiakan.
11. Zulqaidah, nama bulan kesebelas. Berasal dari kata Zul (pemilik) dan Qa’dah (duduk).
Penamaan Zulqaidah, karena bulan itu merupakan waktu istirahat bagi kaum laki-laki Arab
dahulu. Mereka menikmatinya dengan duduk-duduk di rumah.
12. Zulhijjah nama bulan kedua belas. Artinya yang menunaikan haji. Penamaan Zulhijjah, sebab pada bulan ini umat Islam sejak Nabi Adam as. menunaikan ibadah haji.
Introspeksi Diri

Semua melihat dengan mata kepala sendin betapa banyak bencana yang datang menghantam bumi pertiwi. Bahkan bencana ini seakan tak mengenal waktu, terus berlanjut hingga hari ini. Sebagai orang yang beriman, maka kita hendaknya menggambil suatu peloaran (ibrah) dari datangnya semua bencana dan musibeh ini-Kita harus introspeksi diri. Chek and rechek terhadap kelakuan kita yang bisa merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Kita harus sadar bahwe semua bencana dan musibah itu tidak datang sendiri akan tetapi ulah kita juga yang jahil dan tak punya hati nurani. Oleh karena itu bencana-bencana yang datang dan menimpa kita ini bisa jadi merupakan azab dari Allah SWT yang layak kita terima. Layak kita rasakan buah dari hasil kelakuan sysithan yang kita perbuat. " Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan jahil para manusia sendiri supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian dari ( akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar) "( Q.S. Ar-Rum : 41).

Kita juga harus mengintropeksi diri terhadap musibah yang Allah berikan, menggapa negara yang mayoritas muslim terus ‘dibantai’ oleh Allah SWT. Mungkin juga salah satu jawabannya karena kita terlalu menyepelekan pesan-pesan dakwah dari para ustad, ustazah, kiyai, guru agama dan lain-lain. Kita mungkin lebih cinta dan mengidolakan pesan-pesan yang disampaikan para bintang sinetron yang kadangkala kehidupan glamour menghiasi dirinya. Atau bisa jadi lemahhnya semangat iman yang ada pada diri kita sehingga budaya asing mudah membujuk kita untuk berbuat mungkar dan meninggalkan yang ma'ruf.

Semua ini hendaknya menjadi renungan setiap pribadi dalam persiapan memasuki tahun baru agar menjadi lebih baik dan lebih baik.
Sudah waktunya kita memulai untuk membuka lembaran baru dengan semangat yang baru pula. Kalimat ini sangat pantas kita ucapkan untuk melangkah diawal tahun baru hijriah ini. Jangan sia-sia kehidupan kita dengan keputusasaan.Khususnya bagi umat Islam, tahun baru ini harus digunakan untuk berintropeksi diri, mengevaluasi diri, bermuhasabah atas segala perencanaan, perbuatan dan program hidup yang sudah dilakoni. "Haasibuu qobla antuhaasabuu", artinya Hisablah dirimu sebelum kamu sekalian dihisab nantinya.

Akhirnya sebagai penyemangat melangkah di tahun yang baru maka perhatikanlah pesan Nabi Muhammad SAW: ”Siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung, siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia termasuk orang yang merugi, dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang celaka". Semoga saja kita selaku termasuk orang yang beruntung dalam kasih sayang dan ridha Allah*



0 komentar:

Post a Comment